Cara Penggolongan Biaya
Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai
macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang
hendak dicapai dengan penggolongan tsb, karena dalam akuntansi biaya dikenal
konsep " different costs for different purpose" (Mulyadi, 1993).
Menurut (Mulyadi, 1993) dan Harnanto & Zulkifli (2003), biaya dapat
digolongkan menurut:
- Obyek pengeluaran.
- Fungsi pokok dalam perusahaan.
- Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
- Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
- Jangka waktu manfaatnya.
- Hubungannya dengan Perencanaan, Pengendalian, dan Pembuatan Keputusan.
1.
Penggolongan biaya Menurut Obyek Pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran
merupakan dasar penggolongan penggolongan biaya. Misalnya nama obyek
pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan
bahan bakar disebut "biaya bahan bakar". Contoh penggolongan biaya
atas dasar obyek penegeluaran dalam perusahaan kertas adalah sebagai berikut:
biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda, biaya depresiasi
mesin, biaya asuransi, biaya bunga, dan biaya zatwarna (Mulyadi, 1993).
2.
Penggolongan Biaya menurut Fungsi Produksi Pokok dalam Perusahaan
Menurut Mulyadi (1993), dalam perusahaan manufaktur, ada
tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi
administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
1.
Biaya Produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya
depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya
gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung maupun yang
tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Menurut obyek
pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi: biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factory
overhead cost). Baiaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut
pula dengan biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik disebut dengan biaya konversi (convertion
cost), yang merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku
menjadi produk jadi.
·
Biaya bahan baku, adalah biaya yang dikeluarkan untuk
membeli bahan yang menjadi bagian pokok dari produksi selesai. Contoh,
perusahaan mebel membuat meja dan kursi bahan bakunya adalah kayu, maka
pengeluaran uang untuk membeli kayu tsb akan menjadi biaya bahan baku.
·
Biaya tenaga kerja langsung, merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja yang langsung menangani proses
produksi. Misalnya pada perusahaan mebel biaya tukang kayu.
·
Biaya overhead pabrik, adalah biaya yang dikeluarkan bagian
produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, seperti biaya
bahan penolong, gaji mandor, biaya tenaga kerja tidak langsung lainnya,
perlengkapan (supplies) pabrik, penyusutan, listrik dan air, biaya pemeliharaan
dan suku cadang, dll biaya di pabrik (Sutrisno, 2000).
2.
Biaya Pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan
kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya
angkutan dari gedung perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian
yang melaksanakan kegiatan pemasaran, dan biaya contoh (sample). Menurut Hansen
dan Mowen (2001), biaya pemsaran adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk
memasarkan produk atau jasa, meliputi biaya gaji dan komisi tenaga penjual,
biaya iklan, biaya pergudangan dan biaya pelayanan pelanggan. menurut Henry
Simamora (2002), biaya pemasaran atau penjualan (marketing cost) meliputi semua
biaya yang dikeluarkan untuk mendapat pesanan pelanggan dan menyerahkan produk
atau jasa ke tangan pelanggan.
Mulyadi (2005) menggolongkan biaya
pemasaran menjadi dua golongan, yaitu:
·
Order getting cost (biaya untuk mendapatkan pesanan),
yaitu semua biaya yang dikeluarkan dalam usaha untuk memperoleh pesanan.
Contohnya: biaya gaji dan wiraniaga, komisi penjualan, advertensi, dan promosi.
·
Order filling cost (biaya untuk memenuhi pesanan),
yaitu semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengusahakan agar produk sampai
ke tangan pembeli/konsumen. Contohnya: biaya pergudangan, biaya pengangkutan, dan
biaya penagihan.
3.
Biaya Administrasi dan Umum, merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi
kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji
karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat,
biaya pemeriksaan akuntan, biaya fotocopy. Jumlah biaya pemasaran dan biaya
administrasi dan umum sering disebut biaya komersial (commercial expenses).
3.
Penggolongan Biaya menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai
Mulyadi (1993) menyatakan bahwa, sesuatu yang dibiayai dapat
berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai,
biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan:
1.
Biaya langsung (direct cost), adalah biaya yang terjadi, yang penyebab
satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang
dibiayai tsb tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan
demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang
dibiayai.
Biaya produksi langsung terdiri dari
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen (direct
department cost) adalah semua biaya yang terjadi di dalam departemen
tertentu. Contohnya adalah biaya tenaga yang bekerja dalam Departemen
pemeliharaan merupakan biaya langsung departemen bagi Departemen Pememliharaan
dan biaya depresiasi mesin yang dipakai dalam departemen tsb merupakan biaya
langsung bagi departemen tsb.
2.
Biaya tidak langsung (indirect cost), adalah biaya yang terjadinya tidak
hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam
hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung
atau biaya overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah dididentifikasikan dengan
produk tertentu. Gaji mandor yang mengawasi pembuatan produk A, B, dan C
merupakan biaya tidak langsung bagi baik produk A, B, maupun C, karena gaji
mandor tsb terjadi bukan hanya karena perusahaan memproduksi salah satu produk
tsb, melainkan karena memproduksi ketiga jenis produk tsb. Jika perusahaan
hanya menghasilkan satu macam produk (misalnya perusahaan semen, pupuk urea,
gula) maka semua biaya merupakan biaya langsung dalam hubungannya dengan
produk.
Biaya tidak langsung dalam
hubungannya dengan produk sering disebut dengan istilah biaya overhead pabrik.
Dalam hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya yang
terjadi di suatu departemen, tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu
departemen. Contohnya adalah biaya yang terjadi di Departemen Pembangkit Tenaga
Listrik. Biaya ini dinikmati oleh departemen-departemen lain dalam perusahaan,
baik untuk penerangan maupun untuk menggerakkan mesim dan ekuipmen yang
mengkonsumsi listrik. Bagi departemen pemakai listrik, biaya listrik yang
diterima dari alokasi biaya departemen pembangkit tenaga listrik merupakan
biaya tidak langsung departemen.
4. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam
Hubungannya dengan perubahan Volume Kegiatan
Menurut Mulyadi (1993), dalam hubungannya dengan perubahan
volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi:
1.
Biaya variabel, adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung.
2.
Biaya semivariable, adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan
volume kegiatan. Biaya semivariable mengandung unsur biaya tetap dan biaya
variabel. Contoh biaya ini adalah gaji salesman yang dibayar secara tetap dan
prosentase tertentu dari hasil penjualan.
3.
Biaya semifixed, adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu
dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. Contoh
biaya penelitian, biaya pemeriksaan dan pengawasan produksi.
4.
Biaya tetap, adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume
kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi, biaya
penyusutan, gaji direksi, walupun perusahaan tidak berproduksi, maka biaya ini
akan tetap ditanggung oleh perusahaan. Ciri biaya tetap adalah biaya yang
secara total tetap tapi per unitnya berubah-ubah.
5.
Penggolongan Biaya atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi
menjadi dua: pengeluaran modal dan pengeluran pendapatan.
1.
Pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biaya
yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode
akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran modal ini pada saat
terjadinya dibebankan sebagai harga pokok aktiva, dan dibebankan dalam
tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi,
dan dideplesi. Contoh pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian
aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap, untuk promosi
besar-besaran, dan pengeluaran untuk riset dan pengembangan suatu produk. karen
apengeluaran untuk keperluan tsb biasanya melibatkan jumlah yang besar dan
memilikimasa manfaat lebih dari satu tahun, maka pada saat pengeluaran tsb
dilakukan, pengorbanan tsb diperlakukan sebagai pengeluaran modal dan dicatat
sebagai harga pokok aktiva (misalnya sebgai harga pokok aktiva tetap atau beban
yang ditangguhkan). Periode akuntansi yang menikmati manfaat pengeluaran modal
tsb dibebani sebagian pengeluaran modal tsb berupa biaya depresiasi, biaya
amortisasi, atau biaya deplesi.
2.
Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure), adalah
biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya
pengeluran tsb. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan
sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari
pengeluaran biaya tsb. Contoh pengeluaran pendapatan antara lain biaya iklan,
biaya telex, dan biaya tenaga kerja (mulyadi, 1993)
6.
Hubungannya dengan Perencanaan, Pengendalian, dan Pembuatan Keputusan.
Harnanto dan Zulkifli (2003) menyatakan, biaya ini
dikelompokkan ke dalam golongan, yaitu:
1.
Biaya standar dan Biaya dianggarkan
·
Biaya standar, merupakan biaya yang ditentukan di muka (predetermine
cost) yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
menghasilkan satu unit produk.
·
Biaya yang dianggarkan, merupakan perkiraan total pada
tingkat produksi yang direncanakan.
2.
Biaya terkendali dan biaya tidak terkendali
·
Biaya terkendali (controllable cost), merupakan biaya
yang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh manajer tertentu.
·
Biaya tidak terkendali (uncontrollable cost),
merupakan biaya yang tidak secara langsung dikelola oleh otoritas manajer
tertentu.
3.
Biaya tetap commited dan discretionary
·
Biaya tetap commited, merupakan biaya tetap yang
timbul dan jumlah maupun pengeluarannya dipengaruhi oleh pihak ketiga dan tidak
bisa dikendalikan oleh manajemen.
·
Biaya tetap discretionary, merupakan biaya tetap yang
jumlahnya dipengaruhi oleh keputusan manajemen.
4.
Biaya variabel teknis dan biaya kebijakan
·
Biaya variabel teknis (engineered variable cost),
adalah biaya variabel yang sudah diprogramkan atau distandarkan seperti biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
·
Biaya variabel kebijakan (discretionary variable cost)
adalah biayavariabel yang tingkat variabilitasnya dipengaruhi oleh kebijakan
manajemen.
5.
Biaya relevan dan biaya tidak relevan
·
Biaya relevan (relevant cost), dalam pembuatan
keputusan merupakan biaya yang secara langsung dipengaruhi oleh pemilihan
alternatif tindakan oleh manajemen.
·
Biaya tidak relevan (irrelevant cost), merupakan
biaya yang tidak dipengaruhi oleh keputusan manajemen.
6.
Biaya terhindarkan dan Biaya tidak terhindarkan
·
Biaya terhindarkan (avoidable cost) adalah biaya yang
dapat dihindari dengan diambilnya suatu alternatif keputusan.
·
Biaya tidak terhindarkan (unavoidable cost) adalah
biaya yang tidak dapat dihindari pengeluarannya.
7.
Biaya diferensial dan biaya marjinal
·
Biaya diferensial (differential cost), adalah
tambahan total biaya akibat adanya tambahan penjualan sejumlah unit tertentu.
·
Biaya marjinal (marginal cost), adalah biaya dimana
produksi harus sama dengan penghasilan marjinal jika ingin memaksimalkan laba.
8.
Biaya kesempatan (opportunity cost), merupakan pendapatan atau
penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilhnya alternatif tertentu
dari beberapa alternatif yang ada.