Selasa, 19 September 2017

makalah ekonometrika




Pendahuluan

Secara harfiah, Ekonometrika berarti “pengukuran ekonomi”.
Ekonometrika bisa didefinisikan sebagai ilmu social dalam mana alat-alat teori ekonom, matematika dan statistik inferensi diterapkan untuk analisis fenomena ekonomi. (Menurut buku Econometric Theory 1964) kenapa merupakan bidang ilmu yang tersendiri ?
Ekonometrika  merupakan campuran dari teori ekonomi, ekonomi matematika, statistika ekonomi dan statistika matematis. Tapi, ekonometrika merupakan matakuliah (subjek) yang pantas untuk dipelajari karena pentingnya dengan alas an berikut.
·         Teori ekonomi membuat pernyataan atau hipotesis yang sebagian besar bersifat kualitatif
·         Perhatian utama ekonomi matematis adalah menyatakan teori ekonomi dalam bentuk matematis (persamaan) tanpa memperhatikan keterukurannya atau pembuktian empiris teori tadi.
·         Statiska ekonomi terutama berkenan dengan pengumpulan, pemprosesan, dan penyajian data ekonomi dalam bentuk grafik dan table.
·         Statistika matematis memberikan banyak alat-alat yang digunakan dalam bidang (kejuruan) ini, ahli ekonometrika sering memerlukan metode khusus mengingat kekhususan sifat, sebagian besar data ekonomi yaitu bahwa data tadi tidak timbul sebagai hasil percobaan yang dikendalikan.


Metodologi Ekonometrika
Secara ringkas Keynes mendalilkan bahwa kecenderungan mengkonsumsi marjinal, tingkat perubahan konsumsi untuk setiap unit (misalnya dolar) perubahan dalam pendapatan, adalah lebih besar dari 0 tetapi kurang dari 1.
Spesifikasi Model Ekonometrika
Berikut fungsi konsumsi dari Keynes :
           
Dimana           
                       
                       
Ekonomi dasar
            Ekonomi menyebabkan hubungan yang tidak pasti antara variabel.ahli ekonomi matrik mengubah fungsi komsumsi deterministik sebagai berikut.Y =  x + bx + u dimana u dikenal sebagai gangguan  atau kesalahan  adalah variabel acak yang mempunyai ciri probabilistik. u bisa menyatakan semua kekuatan yang mempengaruhi komsumsi tetapi belum diperhitungkan secara eksplisit.Persamaan adalah contoh suatu model ekonomimatrik. Menghimpotensikan bahwa variabel  Y (konstanta) berhubungan secara linier dengan variabel bersifat  x (pendapatan) tetapi hubungan ini tidak bersifat pasti(eksak)
 Penafsiran (estimasi)
            Setelah menafsirkan model ekonomimatrik. Tugas ahli ekonomi matrik  selanjutnya adalah untuk memperoleh penafsiran (nilai atau angka)  parameter model data yang tersedia.  Data ini mungkin diberikan oleh ahli stastistik ekonomi.penafsiran ini memberi kandungan empiris kepada teori ekonomi.  Kalau peneletian fungsi komsumsi aliran keynes yang telah diberikan sebelumnya diperoleh bahwa b = 0,8 nilai ini tidak hanya memberikan penaksir angka mengenai mpc, tetapi juga mendukung hipotesis keynes  bahwa mpc kurang dari 1.


Verifikasi (inferensi statistik)
            Setelah menafsiran parameter, tugas ahli ekonomi matrik selanjutnya untuk mengembangkan kriteria yang cocok untuk apakah  penaksiran yang diperoleh sesuai dengan harapan oleh  teori yang sedang diuji. Seperti yang telah diuji sebelumnya meskipun secara angka penaksiran kurang dari 1 . ini mendukung pernytaan keynes sebaliknya tadi mungkin menyangkal peryataan tadi. Penguatan atau penyangkalan seperti berdasarkan bukti empiris pada cabang teori stastik yang dikenal pengujian hipotesis.
Prakiraan atau peramalan
Penggunaan moedel ekonomimatrik yang telah ditaksir yang sering adalah peramalan nilai atau nilai-nilai masa yang akan datang variabel tak bebas atau dasar nilai  variabel menjelaskan untuk masa yang akan datang. Jadi penaksir kuatitatif MPC memberikan informasi bernilai untuk kebijakan. Dengan mengetahui MPC. Seseorang dapat meramalkan jalannya komsumsi dimasa datang meskipun perubahan kebijakkan pajak pemerintah.
jenis ekonomimetrika
pada umunya ekonomimetrika dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu: ekonomimetrika teoritis berkenaan dengan pengembangan metode  yang untuk mengukur hubungan ekonomis yang ditetapkan model ekonomimetrika  dan ekonomitrika terapan kita menggunakan alat ekonomimetrika teoritis untuk mempelajari beberapa bidang khusus ilmu ekonomi, seperti fungsi komsumsi, fungsi investasi, fungsi permintaan atau penawaran .
prasyaratan matematis dan statistik
meskipun  mengetahui stastistik dasar terutama mengenai penafsiran mengenai  konsep dasar penfsiran stastistik dan penguji hipotesis. Lampiran A digunakan untuk Suatu gambaran ikhtisar luas mengenai beberapa konsep stastistik yang sepanjang  menyangkut  ilmu matematik, mengenai gagasan (ide) kalkukulus diferensasial sekedarnya adalah diperlukan meskipun tidak perlu sekali. Aljabar matrik yang bersifat pilihan tetapi diharapkan bahwa dengan pengetahuan aljabar matriks yang diberikan dalam lampiran B tidak akan mengalami kesulitan yang besar.


BAGIAN 1
MODEL REGRESI PERSAMAAN-TUNGGAL


Bagian 1 memperkenalkan model regresi persamaan tunggal. Dalam model ini, satu variable disebut variable tak bebas ( dependent variable ), Dinyatakan sebagai fungsi linear dari satu atau lebih variable lain, yang disebut variable yang menjelaskan (explanatory variables).
Bab 1 , membahas baik sejarah maupun interpretasi (penafsiran) modern istilah regresi dan menjelaskan perbedaan antara kedua penafsiran dengan beberapa contoh yang diambil dari ilmu ekonomi
Bab 2 , memperkenalkan beberapa konsep dasar analisis regresi dengan bantuan model regresi linear dua variable.
Bab 3 , untuk menguraikan model dua variable dan memperkenalkan yang dikenal sebagai nmodel regresi linear klasik ( classical linear regression model), suatu model yang membuat beberapa asumsi yang menyederhanakan.
Bab 4 , memperkenalkan model regressi linear normak klasik (dua variable), suatu model yang mengasumsikan bahwa variable tak bebas random mengikuti distribusi probabilitas normal.
Bab 5 , ditujukan pada pokok bahasan pengujian hipotesis.
Bab 6 , memikirkan model regresi majemuk (multiple regression model), suatu model dalam mana ada yang mengandung lebih dari satu model variable yang menjelaskan dan menunjukan bagiamana model OLS dapat diperluas unjtuk menaksir parameter model.
Bab 7 , memperluas konsep yang diperkenalkan dalam bab  5 ke model regresi nmajemuk dan menunjukan beberapa komplikasi (kesulitan) yang timbul dari pengenalan beberapa variqabel yang menjelaskan.
Bab 8 , bab pilihan (fakultatif), mengikhtisarkan perkembangan tujuh bab per tama dipandang dari segi aljabar matriks.


BAB I
SIFAT DASAR ANALISIS REGRESI


1.1  ASAL SEJARAH ISTILAH REGRESI
Istilah regresi diperkenalkan oleh Francis Galton, menemukan bahwa meskipun ada kecenderungan bagi orang tua yang tinggi mempunyai anak-anak yang tinggi dan orang tua yang pendek mempunyai anak-anak yang pendek, distribusi tinggi suatu populasi tidak berubah secara menyolok (besar) dari generasi ke generasi. Penjelasannya adalah bahwa ada kecenderungan bagi rata-rata tinggi anak-anak dengan orang tua yang mempunyai tinggi tertentu untuk bergerak atau mundur (regres) kearah tinggi rata-rata seluruh populasi. Hukum regresi semesta ( law ofuniversal regression ) dari galton diperkuat oleh temannya Karl Person, ia menemukan bahwa rata-rata tinggi anak laki-laki kelompok ayah (yang) pendek lebih besar dari pada tinggi ayah mereka.

2.1  PENAFSIRAN MODERN REGRESI
Penafsiran modern regresi sungguh berbeda secara umum,


Analisis regresi berkenan dengan studi ketergantungan satu variable, variable tak bebas, pada satu atau lebih variable lain, variable yang menjelaskan (explanatory variables), dengan maksud menaksir dana tau meramalkan nilai rata-rata hitung (mean) atau rata-rata (populasi) variable tak bebas.
Contoh
Perhatikan hokum Galton mengenai regresi semesta. Bagaimana rata-rata tinggi anak laki-laki berubah, dengan melihat tinggi ayah mereka. Dengan kata lain, perhatian kita adalah pada meramalkan tinggi rata-rata anak laki-laki dengan mengetahui tinggi ayah mereka. Perhatikan Gambar 1.1 Diagram pencar ( scratter diagram atau scatergram).


 

           
75 
 

            70 

            65                     x                     x                      x                      x

            60 
                                    60                    65                    70                    75                    
Tinggi ayah, dalam inci
Gambar 1.1 Distribusi yang dihipotesikan (hipotesis) mtinggi anak laki-laki yang cocok (berhubungan) dengan tinggi ayah tertentu.

Gambar tadi menunjukkan distribusi tinggi anak laki-laki dalam suatu populasi yang dihiptotesikan (hipotesis) dihubungkan sesuai dengan nilai tinggi ayah mereka yang tertentu (given) atau tetap (fixed). Perhatikan baahwa untuk berhubungan dengan setiap tinggi ayah tertentu ada suatu jangkauan (distribusi) tinggi anak laki-laki. Tetapi perhatikan bahwa rata-rata tinggi anak laki-laki meningkat bersama dengan kenaikan tinggi ayah.
  70
 
  60
 
  50
   
   40
                        10                    11                    12                    13                    14
Umur (Tahun)
Gambar 1.2 distribusi hipotesis tinggi yang dihubungkan dengan umur yang dipilih
Perhatikan diagram pencar dalam gambar 1.2, yang member distribusi tinggi anak laki-laki yang diukur pada umur yang tetap (fixed) dalam populasi hipotesis. Jelas bahwa tidak semua anak laki-laki pada umur tertentu mungkin mempunyai tinggi yang sama. Tetapi secara rata-rata tinggi meningkat bersama dengan umur (tentu saja sampaia umur tertentu. Jadi, dengan mengetahui umur, kita mungkin bias meramalkan tinggi rata-rata yang sesuai dengan umur itu.
Kembali pada contoh dalam ekonomi, seorang ahli ekonomi mungkin berminat untuk mempelajari ketergantungan belanja konsumsi perorangan pada pendapatan real perorangan setelah pajak atau pendapatan yang bisa di belanjakan. Analisis seperti itu mungkin berguna dalam meramalkan kecenderungan konsumsi marjinal (MPC), yaitu rata-ata perubahan dalam konsumsi untuk, misalnya, perubahan pendapatan real senilai satu dolar.
 Seorang monopolish yang dapat menetapkan harga atau volume hasil produksi (tapi tiak kedua-duanya) mungkin menginginkan mengetahui tanggapan permintaan untuk mengetahui suatu produk karena perubahan harga. Percobaan seperti itu mungkin memugkinkan penaksiran elastisitas harga (yaitu sensitivitas terhadap harga) permintaan untuk produk tadi dan mungkin membantu penetapan harga yang paling menguntungkan.
Ahli ekonomi perburuan mungkin ingin mempelajari tingkat perubahan upah dalam uang (money wages) dalam hubungannya dalam tingkat pengangguran. Data historis ditunjukkan dalam  diagram pancar yang diberikan dalam Gambar 1.3. Kurva yang ditunjukkan dalam Gambar 1.3 merupakan contoh Kurva Phillips   yang terkenal itu yang menghubungkan perubahan upah dalam uang dengan tinggat pengangguran. Diagram pencar seperti itu bisa memungkinkan ahli ekonomi perburuhan untuk meramalkan perubahan rata-rata upah dalam uang pada tingkat pengangguran tertentu. Pengetahuan seperti itu bisa berguna  dalam menyatakan sesuatu mengenai proses yang berhubungan dengan inflasi dalam suatu perekonomian, karena penuingkatan upah dalam uang tampaknya akan tercermin dalam peningkatan harga.
Seoraang analisis investasi, terutama analisis teknis atau penggambaran grafik (chartist) mungkin berminat untuk meramalkan perubahan harga sekuritas (efek, surat berharga) dengan mengetahui perubahan dalam beberapa indeks pasar, seperti indeks Dow-Jones . Apabila hubungan yang bisa diramalkan antara keduanya dapat ditemukan , manfaatnya buat analisis dan investor jelas ada.
Direktur suatu perusahaan mungkin hendak mengetahui bagaimana permintaan akan produknya berhubungan katakanlah, pengeluaran untuk iklan. Penelitian seperti itu sangat membatu dalam memperoleh elastisitas pengeluaran iklan (dari) permintaan, yaitu rata-rata tanggapan (responsiviness) permintaan terhadap nilai uang kenaikan dalam anggaran untuk iklan .  Pengetahuin ini mungkin berguna dalam penetapan anggaran iklan yang “Optimum”.
Akhirnya, seorang ahli agronomi mungkin tertarik untuk mempelajari ketergantungan hasil panen, seperti Gandung , pada suhu, curah hujan, cahaya dan pupuk. Ketergantungan seperti itu memugkinkan peramalan atau perkiraan hasil panen rata-rata dengan dasar informasi mengenai Variabel yang menjelaskan.

3.1  KETERGANTUNGAN STATISTIK VS FONGSIONAL
Dari contoh yang disebutkan dalam Seksi 1.2 pembaca akan memeperhatikan bahwa dalam analisis regresi kita perhatian pada apa yang dikenal dengan ketergantungan di antara varibel yang bersifat statistic, bukannya fungsional (bersifat fungsi) atau deterministic, seperti pada ilmu fisika klasik. Dalam hubungan di antara variabel yang bersifat Statistik  kita pada dasarnya menghadapi variabel Random (acak) atau Stokhastik, yaitu variabel yang mempunyai distribusi probalitas. Dalam ketergantungan fungsional atau deterministic di pihak lain kita juga berhadapan dengan variabel, tetapi variabel ini tidak bersifat Random atau Stokhastik.
Keterangan  hasil panen pada suhu, curah hujan ,sinar matahari dan pupuk misalnya pada dasarnya bersifat statistic dalam arti bahwa variabel yang menjelaskan (explanatory variables) meskipun jelas penting, tidak akan memungkinkan ahli agronomi untuk meramalkan hasil panen secara akurat karena kesalahan yang terdapat dalam pengukuran variabel-variabel ini dan juga kelompok factor (variabel) lain secara bersama-sama mempengaruhi hasil panen tadi tetapi mungkin sulit untuk dikenali secara perorangan. jadi ada suatu yang haiki atau variabelitas random dalam variabel tak bebas hasil panen, yang tidak bisa djelaskan sepenuhnya tidak peduli berapun banyaknya variabel yang kita perhitungkan.
Dalam venomena deminitrik dipihak lain ita berhadapan dengan hubungan sejenis, katakanlah, yang ditunjukan  oleh hokum Newton mengenai Grafitasi yang menyatakan setiap partikel dalam alam semesta menarik setiap partikel lain dengan suatu gaya yang lansung sebanding dengan hasil kali masnya dan berbanding terbalik dengn kuadrat jarak antara partikel-partikel tadi. Dengan menggunakan lambang F=k(m1m2/r3)dimana F=gaya m2, dan m2 = masa kedua partikel r= jarak dan k= konstana perbandingan
Dalam buku ini kita tidak berurusan dengan hubungan deterministic seperti itu. Tentu saja kalo ada kesalahan dalam pengukuran, kata dalam & dari hokum Newton mengenai grafitasi hubungan yang seharusnya deterministic menjadi hubungan statistic Karena dalam keadaan ini gaya hanya dapat diramalkan secara kira-kira dari mulai ( k dan m1,m2 dan r) tentu yang mengandung kesalahan. Variabel F dalam kasus ini menjadi variabel random.
4.1  REGRESI DAN PENYEBAB (SEBAB-AKIBAT)
Meskipun analisi regresi berurusan dengan ketergantungan suatu variabel pada variabel lain ini tidak perlu berarti sebab akibat. Dalam perkataan Kendall dan Stuart : ” Suatu hubungan statistic, bagaimanapun kuat dan agresif, tidak pernah dapat meneteapkan hubungan sebab-akibat : gagasan kita mengenai sebab-akibat harus dengan dari luar statistic, pada akhirnya dari beberapa teori atau lainnya. Dalam contoh hasil panen yang dikatakan dimuka, tidak ada alasan statistic untuk mengasumsikan bahwa curah hujan tidak tergantung pada hasil panen (diantar hal lain) Karena pertimbangan nonstatistik. Akal sehat menyarankan bahwa hubungan tidak bisa dibalik karena kita bisa mengendalikan curah hujan dengan merubah-rubah hasil panen.
5.1  REGRESI VS. KORELASI
Analisis korelasi yang tujuan utamanya adalah untuk mengukur kuat atau derajat hubungan linear dua variabel, sangat erat berhubungan tetapi sangat berbeda dalam konsep analisis regresi.
Dalam dua teknik regresi dan korelasi mempunyai beberapa perbedaan yang mendasar yang berharga untuk dibahas. Dalam analisis regresi ada asmetri (asymmetry) cara bagaimana varibel tak bebas dan variabel yang menjelaskan (explanatory variables) diperlakukan. Variabel tak bebas diasumsikan bersifat statistic, random, atau stokhastik, yaitu mempunyai distribusi probabilitas. Dipihak lain, variabel yang menjelaskan (explanatory variables) diasumsikan mempunyai nilai yang tetap (dalam pengambilan sampel secara berulang), yang dibuat eksplisit dalam devinisi regresi yang diberikan dalam seksi 1.2. Dalam analisis korelasi, dipihak lain, kita memperlakukan yang manapun dari (dua) variabel ini secara simetri; tidak ada perbedaan antara variabel tak bebas dan variabel bebas yang menjelaskan. Bagaimanapun juga, korelasi antara nilai ujian matematik dan statistic adalah sama dengan korelasi antara nilai ujian statistic dan matematik. Lagipula, kedua variabel dikonsumsikan random. Seperti akan kita lihat, sebagaian besar teori korelasi didasarkan pada asumsi kerandoman (keacakan) variabel, sedangkan sebagaian teori regresi yang di uraikan dalam buku ini bersyarat pada asumsi bahwa variabel tak bebas adalah stokhastik tetapi variabel yang menjelaskan adalah tetap atau nonstokhastik.
6.1  ISTILAH DAN NOTASI
Dalam literatur istilah variabel tak bebas (dependent variable) dan variabel yang menjelaskan (explanatory variable) digambarkan dengan berbagai cara. Daftar yang mewakili (representative) adalah sebagai berikut:


Variabel tak bebas                                           Variabel yang menjelaskan
(Dependent variable)                                      (Explanatory variable)


Variabel yang dijelaskan                                 Variabel bebas
(Explained variable)                                        (Independent variable)


Yang diramalkan                                             Peramal
(Predictand)                                                    (Predictor)


Yang diregresi                                                 Yang meregresi
(Regressand)                                                   (Regressor)
 


Tanggapan                                                       Perangsang atau variabel kendali
(Response)                                                       (Stimulus or control variable)


Jika kita sedang mempelajari ketergantungan satu variabel pada hanya satu variabel yang menjelaskan seperti yang terjadi pada belanja konsumsi pada pendapatan real, studi seperti itu dikenal sebagai analis regresi sederhana atau dua-variabel. Tetapi kalau kita sedang mempelajari ketergantungan satu variabel pada lebih dari satu variabel yang menjelaskan, seperti contoh hasil panen, curah hujan, suhu, cahaya matahari dan pupuk, ini dikenal sebagai analisis regresi majemuk (multiple regression analysis). Dengan perkataan lain, dalam regresi dua-variabel hanya ada satu variabel, sedangkan dalam regresi majemuk ada lebih dari satu variabel yang menjelaskan.
Kecuali kalau dinyatakan sebaliknya, Y akan menggambarkan variabel tak bebas dan X (X1, X2, …… Xk ) akan menggambarkan variabel yang menjelaskan Xk merupakan variabel yang menjelaskan yang ke k. Indeks bawah (subscript) i atau t  akan menggambarkan pengamatan (observation) atau nilai ke i atau ke t . Secara umum kita akan menggunakan indeks bawah i untuk data cross-section, yaitu data yang dikumpulkan pada satu (titik) waktu, seperti sensus populasi, penelitian (survey) belanja konsumen yang secara periodic dilakukan oleh University of Michigan, pengumpulan pendapat seperti yang dilakukan oleh Gallup dan Harris, dan sebagainya. Indeks bawah t biasanya akan digunakan untuk data deretan waktu (time series) yaitu data yang dikumpulkan selama suatu jangka waktu seperti Pendapatan Nasional Bruto (G. N. P), kesempatan kerja, pengangsuran, produksi dan seterusnya, Xid (atau Xkt) akan menggambarkan pengamatan ke i (atau ke t) atas variabel Xk, N akan menggambarkan jumlah total pengamatan atau nilai daam populsi atau sampel tergantung dari kasusnya.

7.1  PERANAN KOMPUTER DALAM ANALISIS REGRESI
Dalam mempelajari ketergantungan satu variabel pada satu atau lebih variabel lain, analisis regresi sering melibatkan perhitungan yang lama dan menjemukan. Kalau jumlah pengamatan sangat sedikit, katakana 10 sampai 15, perhitungan ini dapat dikerjakan dengan kalkulator meja atau bahkan dengan kalkulator saku, dalam sebagian besar persoalan yang sebenarnya yang melibatkan jumlah pengamtan yang cukup besar dan beberapa variabel yang menjelaskan, computer elektronik modern hampir-hampir merupakan kebutuhan pokok. Karena kecepatan, akurasi, fleksibilitasnya. Untuk pada saat dan jaman ini analisis regresi tanpa computer hampir tak bisa dipisahkan.
Ada beberapa program regresi yang dipaket atau dikaleng yang bermutu unggul yang dapat digunakan, tergantung pada (fasilitas) perhitungan yang bisa digunakan oleh seseorang.
           


PENUTUP



8.1  IKHTISAR DAN KESIMPULAN
Tujuan bab ini adalah untuk memperkenalkan sifat dasar analisis regresi seinformal dan seintuitif mungkin. Ide dasar dibelakan analisis regresi adalah ketergantungan satu variabel, variabel tak bebas, pada satu atau lebih variabel lain, variabel yang menjelaskan. Tujuan analisis seperti itu adalah untuk menaksir dan atau meramalkan nilai rata-rat hitung (mean) atau rata-rata variabel tak bebas atas dasar nilai tetap (fixed) variabel yang menjelaskan yang diketahui.


Daftar Pustaka




SHARE THIS

Author:

lulusan dari MAN 2 GRESIK dan meneruskan pendidikan ke UNIVERSITY MUHAMMADIYAH GRESIK jurusan manajemen

0 komentar: