Selasa, 19 September 2017

makalah manajemen diri



MANAJEMEN DIRI



1.1   Pengertian Manajemen Diri
Setiap orang mempunyai tujuan hidup. Tujuan hidup setiap orang berbeda-beda. Karena mereka memiliki pemikiran yang berbeda, dan juga keinginan yang berbeda dalam kehidupannya. Ada yang sangat berambisi, biasa saja, dan ada pula yang hanya menjalani apa yang sudah di takdirkan oleh sang pencipta. Tidak mudah menjalani tujuan hidup yang sudah kita rencanakan, karena terkadang rencana yang sudah kita ingin jalankan terbentur oleh kenyataan yang ada. Karena kita tidak mempunyai kuasa apapapun untuk dapat menentukan apakah tujuan yang sudah kita tentukan itu dapat berjalan dengan baik. Karena ada sang maha pencipta yang menentukan dan mempunyai kuasa atas segala hal yang ada di dunia ini. Jika Tuhan sudah menentukan tidak apakah kita dapat merubahnya. Oleh sebab itu kita hanya dapat berdoa agar tujuan yang sudah kita rancang dapat berjalan sesuai rencana.
Perencanaan tujuan hidup yang baik tidak mudah. Karena kita harus mampu konsisten dengan apa yang sudah kita rencanakan. Dan kita sudah memikirkan baik dan buruknya terlebih dahulu.Merencanakan tujuan hidup yang baik dengan cara manajemen diri.
Pengertian manajemen diri menurut beberapa ahli :
a.   Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner : Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
b.   Pengertian Manajemen Diri Menurut Mary Parker Follet : Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.
c.    Pengertian Manajemen Diri menurut George Robert Terry: manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan kegiatan orang lain yang terdiri dari tindakan-tindakan dengan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengendalian (controlling).
Manajemen diri adalah orang yang mampu untuk mengurus dirinya sendiri. Sedangkan kemampuan untuk mengurus diri sendiri itu dilihat dari kemampuan untuk mengurus wilayah diri yang paling bermasalah. Dan yang paling biasa bermasalah dalam diri itu adalah hati. Oleh karena itu kita harus bisa Menata hati dan potensi yang ada di dalam diri diperlukan kecerdasan. Saat ini seseorang berkarya tidak cukup dengan kecerdasan rasional yaitu seseorang yang bekerja dengan rumus dan logika kerja saja, atau dengan kecerdasan emosional (Goleman, 1996) agar merasa gembira, dapat bekerjasama dengan orang lain, punya motivasi kerja, bertanggungjawab dan life skill lainnya. Dan satu hal lain yaitu kecerdasan spiritual agar seseorang merasa bermakna, berbakti dan mengabdi secara tulus, luhur dan tanpa pamrih yang menjajahnya.
Jika diantara ketiganya kita satukan untuk dapat manata diri, tidaklah mungkin semua yang sudah kita rencanakan dapat berjalan sesuai dengan harapan dan juga keinginan kita. Karena dari ketiga kecerdasan tersebut saling mendukung dalam menata diri.Kesuksesan dapat dilihat dari kesuksesan seseorang dalam memanajementkan dirinya sendiri. Karena setelah dapat memanejementkan diri sendiri pasti orang itu akan dapat memimpin.

1.2   Cara Memanage Diri / POAC
Seorang manajer merupakan orang yang melaksanakan fungsi manajemen. Fungsi Manajemen adalah pencapaian tujuan dengan cara yang paling efektif. Di dunia manajemen, dikenal fungsi manajemen yang diciptakan oleh George R. Terry, yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling, disingkat POAC. Seorang manajer yang sukses, tak lepas dari strategi menjalankan fungsi manajemen secara baik. Sebagai seorang manajer di Hattrick, alangkah baiknya bila kita menerapkan pula fungsi manajemen yang dikonversikan sesuai dengan bagaimana dunia Hattrick bekerja. Di sini, saya akan menjabarkan fungsi manajemen POAC bila diterapkan di dunia Hattrick.
1.2.1 Planning (perencanaan)
Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan teratur untuk mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah tertentu. Perencanaan juga diartikan sebagai upaya memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dengan memperhatikan segala keterbatasan guna mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Perencanaan merupakan langkah awal dalam proses manajemen, karena dengan merencanakan aktivitas organisasi kedepan, maka segala sumber daya dalam organisasi difokuskan pada pencapaian tujuan organisasi.
Dalam melaksanakan perencanaan ada kegiatan yang harus dilakukan, yaitu melakukan prakiraan (rencana) kegiatan organisasi dan penganggaran (budgeting). Prakiraan berfungsi untuk menentukan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan kedepan oleh organisasi sebagai upaya mencapai tujuan organisasi. Dalam melakukan prakiraan, haruslah selalu memperhatikan tujuan organisasi, sumber daya organisasi dan juga melakukan suatu analisis organisasi (bisa menggunakan SWOT) untuk mengetahui potensi internal dan eksternal.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan perencanaan, yakni harus  Smart. Smart yaitu Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis. Measurable artinya program kerja organisasi atau rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya. Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan hanya sekedar angan-angan dalam merencanakan dan tidak dapat dilaksanakan. Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.



1.2.2 Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM yang dimiliki. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan keseluruhan proses memilih orang-orang serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi, serta mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan program dan tujuan organisasi. Menurut George R. Terry, tugas pengorganisasian adalah mengharmonisasikan kelompok orang yang berbeda, mempertemukan macam-macam kepentingan dan  memanfaatkan seluruh kemampuan kesuatu arah tertentu.
Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing (penempatan staf) dan pemaduan segala sumber daya organisasi. Staffing sangat penting dalam pengorganisasian. Dengan penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat dalam organisasi, maka kelangsungan aktivitas organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi pemimpin disini adalah mampu menempatkan the right man in the right place. Pemimpin harus mampu melihat potensi-potensi SDM yang berkualitas dan bertanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas roda organisasi. Setelah menempatkan orang yang tepat untuk tugas tertentu, maka perlu juga mengkoordinasikan dan memadukan seluruh potensi SDM tersebut agar bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan organisasi.

1.2.3 Actuating (penggerakan)
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Untuk itu maka semua Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap pelaku organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan. Inti dari Actuating adalah menggerakkan semua anggota kelompok untuk bekerja agar mencapai tujuan organisasi.

1.2.4 Controlling (pengendalian/ pengawasan)
Controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan program dan aktivitas organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila perlu dapat mengadakan koreksi. Dengan demikian apa yang dilakukan staff dapat diarahkan kejalan yang tepat dengan maksud pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Inti dari controlling adalah proses memastikan pelaksanaan agar sesuai dengan rencana.
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan, baik dalam bentuk pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan antisipasi, koreksi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan lingkungan sekitar organisasi.


1.3   Aspek Manajemen Diri

Kemampuan manajemen diri yang dimiliki oleh setiap individu berbeda, menurut Pedler dan Boydell dalam Rinanda (2006) tingkat efektifitas individu dalam melakukan manajemen diri dipengaruhi oleh sejauh mana individu mampu mempertahankan, memelihara, dan mengembangkan empat aspek yang dimiliki oleh seorang yang memiliki manajemen diri yang baik yaitu:
a. Kesehatan
Kondisi fisik dan psikis dapat mempengaruhi seseorang dalam mengarahkan aktifitas kehidupan. Kesehatan fisik menjadi modal utama untuk melakukan aktifitas, sedangkan kesehatan psikis menciptakan kondisi mental yang stabil. Kondisi kesehatan individu yang baik akan menciptakan keseimbangan dalam diri individu yang bersangkutan. Hal ini akan mempermudah individu dalam melakukan manajemen diri.

b. Ketrampilan atau keahlian
Ketrampilan yang dimiliki menggambarkan kualitas individu, ada 
berbagai macam ketrampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan. Seberapa jauh kesadaran individu tetang hal ini akan menentukan seberapa jauh individu menyususn rencana untuk kehidupan.

c. Aktivitas
Seberapa jauh individu mampu menyelesaikan aktivitas hidup dengan baik, contoh kemampuan dalam membuat keputusan dan mengambil inisiatif. Individu yang mampu mengembangkan aktivitas hidup dengan baik adalah individu yang memiliki kepekaan terhadap berbagai alternatif atau cara pandang dan memiliki imajinasi moral yang tinggi sehingga keputusan-keputusan mempertimbangkan dua hal sekaligus yaitu: yang memberikan manfaat baginya dan orang lain.

d. Identitas
Seberapa jauh pengetahuan, pemahaman, dan penilaian individu terhadap diri akan mempengaruhi cara individu tersebut bertindak. Pengetahuan tentang identitas diri merupakan kunci manajemen diri. Pemahaman dimulai dari tahap kesadaran individu akan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Selanjutnya individu menjadi kreatif dan dapat mengelola sesuatu yang baik dalam diri dalam situasi dan tantangan yang baru.








1.4   Teknik dan Strategi Manajemen Diri

Kanfer dalam Rinanda (2006) menyebutkan beberapa teknik manajemen diri, yaitu :
a.    Standar-setting
Menentukan sasaran, target tingkah laku atau prestasi yang hendak dicapai merupakan langkah pertama dari manajemen diri. Bila tujuan sudah ditetapkan, akan lebih mengarahkan seseorang pada bagaimana tujuan tersebut dapat dicapai.

b.   Self monitoring
Bentuk aplikasi dari teknik ini antara lain dengan cara mencatat atau membuat grafik berdasarkan data yang ada dalam diri individu sendiri.

c.    Self evaluation
Individu yang bersangkutan mengevaluasi kembali perkembangan rencana kerjanya. Apakah targetnya tercapai dan batas waktu terpenuhi? Apakah konsekuensi yang diterima setelah target dicapai?

d.   Self reinforcement
Teknik menghargai diri sendiri secara positif, seperti memberi pernyataan secara verbal terhadap diri sendiri untuk memberi penilaian atau penghargaan terhadap apa yang telah dicapai.

Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan supaya seseorang mampu memanajemen diri dengan baik. Strategi ini terdiri dari tiga langkah seperti yang dikemukakan oleh Gie dalam Rinanda (2006) :

a. Motivasi diri
Pengertian motivasi diri adalah dorongan psikologis yang berasal dari dalam diri yang merangsang seseorang sehingga bersedia melakukan kegiatan supaya dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi yang berasal dari dalam diri akan lebih kuat dibandingkan motivasi yang berasal dari luar.

b. Pengorganisasian diri
Pengertian pengorganisasian diri adalah melakukan pengaturan pikiran, energi, waktu, tempat, benda, dan sumber daya lain dalam hidup dengan baik supaya semua menjadi tertib dan lancar.

c. Pengendalian diri
Pengertian pengendalian diri adalah tekad dan langkah untuk mengelola kemauan, memacu semangat, mengikis keseganan, mengerahkan tenaga untuk melaksanakan apa yang harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh demi mencapai tujuan yang diharapkan.


1.5   Manfaat Manajemen Diri

Kita dapat menciptakan realitas kehidupan sesuai dengan misi dan tujuan hidup dengan menerapkan manajemen diri. Penerapan manajemen diri yang baik dalam kehidupan akan membuat seseorang menikamati proses perjalanan hidup dan mampu mencapai tujuan yang diharapkan.
Manfaat manajemen diri secara khusus yang dikemukakan oleh Prijosaksono dalam Rinanda (2006) adalah:
1.   Manajemen diri bermanfaat untuk melepaskan stress, kecemasan, kemarahan, ketakutan, dendam, sakit hati.
2.   Manajemen diri juga dapat menghilangkan rasa sakit dan penyakit serta penyembuhan sendiri.
3.   Manajemen diri yang baik akan dapat meningkatkan kreativitas seseorang.
4.   Masalah dapat dipecahkan dan diselesaikan bila seseorang mampu melakukan manajemen diri.
5.   Manajemen diri akan meningkatkan citra diri dan rasa percaya diri seseorang.
6.   Manajemen diri akan meningkatkan kemampuan pembelajaran dan membantu seseorang mencapai prestasi.













Kesimpulan


Manajemen diri sangat diperlukan dan juga sangat penting baik bagi mereka yang bekerja dan berada di lingkungan profesional maupun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.  Menurut James A.F. Stoner : Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada dasarnya manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak  baik dan di saat yang sama meningkatkan perbuatan yang baik dan benar. Manajemen diri juga menuju pada konsistensi dan keselarasan pikiran, ucapan dan perbuatan sehingga apa yang diucapkan dan diperbuat sama dan sejalan dengan apayang dipikirkan. Integritas seperti inilah yang diharapkan akan timbul dalam diri para praktisi manajemen diri. Kesuksesan dapat dilihat dari kesuksesan seseorang dalam memanage dirinya sendiri. Karena setelah dapat memenaj diri sendiri pasti orang itu akan dapat memimpin. Semua ini hanya mungkin terjadi bila kita sudah mempunyai manajemen diri yang baik. Berhasil tidaknya kita ditentukan oleh diri kita sendiri. Satu-satunya yang dapat menolong kita adalah diri kita sendiri. Mari mulai saat ini mulailah untuk memanage diri kita dengan baik.


SHARE THIS

Author:

lulusan dari MAN 2 GRESIK dan meneruskan pendidikan ke UNIVERSITY MUHAMMADIYAH GRESIK jurusan manajemen

1 komentar:

  1. Buy Man's Titanium Arrows - TITanium Arts
    MAN's TITS are implant grade titanium earrings a high quality crystal clear silver titanium wedding ring ring that can be used for a variety titanium nipple jewelry of purposes. The material is a combination titanium road bike of silver, gold, sunscreen with titanium dioxide gold,

    BalasHapus