Selasa, 19 September 2017

Penggolongan Biaya



Cara Penggolongan Biaya

Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tsb, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep " different costs for different purpose" (Mulyadi, 1993). Menurut (Mulyadi, 1993) dan Harnanto & Zulkifli (2003), biaya dapat digolongkan menurut:
  1. Obyek pengeluaran.
  2. Fungsi pokok dalam perusahaan.
  3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
  4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
  5. Jangka waktu manfaatnya.
  6. Hubungannya dengan Perencanaan, Pengendalian, dan Pembuatan Keputusan.

1. Penggolongan biaya Menurut  Obyek Pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut "biaya bahan bakar". Contoh penggolongan biaya atas dasar obyek penegeluaran dalam perusahaan kertas adalah sebagai berikut: biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga, dan biaya zatwarna (Mulyadi, 1993).

2. Penggolongan Biaya menurut Fungsi Produksi Pokok dalam Perusahaan
Menurut Mulyadi (1993), dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:

1. Biaya Produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Menurut obyek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Baiaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula dengan biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut dengan biaya konversi (convertion cost), yang merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi. 
·   Biaya bahan baku, adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan yang menjadi bagian pokok dari produksi selesai. Contoh, perusahaan mebel membuat meja dan kursi bahan bakunya adalah kayu, maka pengeluaran uang untuk membeli kayu tsb akan menjadi biaya bahan baku.
·   Biaya tenaga kerja langsung, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja yang langsung menangani proses produksi. Misalnya pada perusahaan mebel biaya tukang kayu.
·   Biaya overhead pabrik, adalah biaya yang dikeluarkan bagian produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, seperti biaya bahan penolong, gaji mandor, biaya tenaga kerja tidak langsung lainnya, perlengkapan (supplies) pabrik, penyusutan, listrik dan air, biaya pemeliharaan dan suku cadang, dll biaya di pabrik (Sutrisno, 2000).
2. Biaya Pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gedung perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, dan biaya contoh (sample). Menurut Hansen dan Mowen (2001), biaya pemsaran adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan produk atau jasa, meliputi biaya gaji dan komisi tenaga penjual, biaya iklan, biaya pergudangan dan biaya pelayanan pelanggan. menurut Henry Simamora (2002), biaya pemasaran atau penjualan (marketing cost) meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapat pesanan pelanggan dan menyerahkan produk atau jasa ke tangan pelanggan. 
Mulyadi (2005) menggolongkan biaya pemasaran menjadi dua golongan, yaitu:
·   Order getting cost (biaya untuk mendapatkan pesanan), yaitu semua biaya yang dikeluarkan dalam usaha untuk memperoleh pesanan. Contohnya: biaya gaji dan wiraniaga, komisi penjualan, advertensi, dan promosi.
·   Order filling cost (biaya untuk memenuhi pesanan), yaitu semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengusahakan agar produk sampai ke tangan pembeli/konsumen. Contohnya: biaya pergudangan, biaya pengangkutan, dan biaya penagihan.
3. Biaya Administrasi dan Umum, merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, biaya fotocopy. Jumlah biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum sering disebut biaya komersial (commercial expenses).

3. Penggolongan Biaya menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai
Mulyadi (1993) menyatakan bahwa, sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan:

1. Biaya langsung (direct cost), adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tsb tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. 
Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen (direct department cost) adalah semua biaya yang terjadi di dalam departemen tertentu. Contohnya adalah biaya tenaga yang bekerja dalam Departemen pemeliharaan merupakan biaya langsung departemen bagi Departemen Pememliharaan dan biaya depresiasi mesin yang dipakai dalam departemen tsb merupakan biaya langsung bagi departemen tsb.

2. Biaya tidak langsung (indirect cost), adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah dididentifikasikan dengan produk tertentu. Gaji mandor yang mengawasi pembuatan produk A, B, dan C merupakan biaya tidak langsung bagi baik produk A, B, maupun C, karena gaji mandor tsb terjadi bukan hanya karena perusahaan memproduksi salah satu produk tsb, melainkan karena memproduksi ketiga jenis produk tsb. Jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk (misalnya perusahaan semen, pupuk urea, gula) maka semua biaya merupakan biaya langsung dalam hubungannya dengan produk. 
Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk sering disebut dengan istilah biaya overhead pabrik. Dalam hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi di suatu departemen, tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contohnya adalah biaya yang terjadi di Departemen Pembangkit Tenaga Listrik. Biaya ini dinikmati oleh departemen-departemen lain dalam perusahaan, baik untuk penerangan maupun untuk menggerakkan mesim dan ekuipmen yang mengkonsumsi listrik. Bagi departemen pemakai listrik, biaya listrik yang diterima dari alokasi biaya departemen pembangkit tenaga listrik merupakan biaya tidak langsung departemen.

4. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungannya dengan perubahan Volume Kegiatan
Menurut Mulyadi (1993), dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi:
1. Biaya variabel, adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung. 
2. Biaya semivariable, adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariable mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel. Contoh biaya ini adalah gaji salesman yang dibayar secara tetap dan prosentase tertentu dari hasil penjualan.
3. Biaya semifixed, adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. Contoh biaya penelitian, biaya pemeriksaan dan pengawasan produksi.
4. Biaya tetap, adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi, biaya penyusutan, gaji direksi, walupun perusahaan tidak berproduksi, maka biaya ini akan tetap ditanggung oleh perusahaan. Ciri biaya tetap adalah biaya yang secara total tetap tapi per unitnya berubah-ubah.

5. Penggolongan Biaya atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua: pengeluaran modal dan pengeluran pendapatan.
1.    Pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga pokok aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi, dan dideplesi. Contoh pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap, untuk promosi besar-besaran, dan pengeluaran untuk riset dan pengembangan suatu produk. karen apengeluaran untuk keperluan tsb biasanya melibatkan jumlah yang besar dan memilikimasa manfaat lebih dari satu tahun, maka pada saat pengeluaran tsb dilakukan, pengorbanan tsb diperlakukan sebagai pengeluaran modal dan dicatat sebagai harga pokok aktiva (misalnya sebgai harga pokok aktiva tetap atau beban yang ditangguhkan). Periode akuntansi yang menikmati manfaat pengeluaran modal tsb dibebani sebagian pengeluaran modal tsb berupa biaya depresiasi, biaya amortisasi, atau biaya deplesi.
2.    Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure), adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluran tsb. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tsb. Contoh pengeluaran pendapatan antara lain biaya iklan, biaya telex, dan biaya tenaga kerja (mulyadi, 1993)



6. Hubungannya dengan Perencanaan, Pengendalian, dan Pembuatan Keputusan.
Harnanto dan Zulkifli (2003) menyatakan, biaya ini dikelompokkan ke dalam golongan, yaitu:
1. Biaya standar dan Biaya dianggarkan
·      Biaya standar, merupakan biaya yang ditentukan di muka (predetermine cost) yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produk.
·      Biaya yang dianggarkan, merupakan perkiraan total pada tingkat produksi yang direncanakan.
2. Biaya terkendali dan biaya tidak terkendali
·      Biaya terkendali (controllable cost), merupakan biaya yang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh manajer tertentu.
·      Biaya tidak terkendali (uncontrollable cost), merupakan biaya yang tidak secara langsung dikelola oleh otoritas manajer tertentu.
3. Biaya tetap commited dan discretionary
·      Biaya tetap commited, merupakan biaya tetap yang timbul dan jumlah maupun pengeluarannya dipengaruhi oleh pihak ketiga dan tidak bisa dikendalikan oleh manajemen.
·      Biaya tetap discretionary, merupakan biaya tetap yang jumlahnya dipengaruhi oleh keputusan manajemen.
4. Biaya variabel teknis dan biaya kebijakan
·      Biaya variabel teknis (engineered variable cost), adalah biaya variabel yang sudah diprogramkan atau distandarkan seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
·      Biaya variabel kebijakan (discretionary variable cost) adalah biayavariabel yang tingkat variabilitasnya dipengaruhi oleh kebijakan manajemen.

5. Biaya relevan dan biaya tidak relevan
·      Biaya relevan (relevant cost), dalam pembuatan keputusan merupakan biaya yang secara langsung dipengaruhi oleh pemilihan alternatif tindakan oleh manajemen.
·      Biaya tidak relevan (irrelevant cost), merupakan biaya yang tidak dipengaruhi oleh keputusan manajemen.
6. Biaya terhindarkan dan Biaya tidak terhindarkan
·      Biaya terhindarkan (avoidable cost) adalah biaya yang dapat dihindari dengan diambilnya suatu alternatif keputusan.
·      Biaya tidak terhindarkan (unavoidable cost) adalah biaya yang tidak dapat dihindari pengeluarannya.
7. Biaya diferensial dan biaya marjinal
·      Biaya diferensial (differential cost), adalah tambahan total biaya akibat adanya tambahan penjualan sejumlah unit tertentu.
·      Biaya marjinal (marginal cost), adalah biaya dimana produksi harus sama dengan penghasilan marjinal jika ingin memaksimalkan laba.
8. Biaya kesempatan (opportunity cost), merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilhnya alternatif tertentu dari beberapa alternatif yang ada.



SHARE THIS

Author:

lulusan dari MAN 2 GRESIK dan meneruskan pendidikan ke UNIVERSITY MUHAMMADIYAH GRESIK jurusan manajemen

0 komentar: